DPLK PERTALIFE TAWARKAN SOLUSI PENSIUN CERDAS BAGI KARYAWAN PERTAMINA DENGAN PROGRAM PENSIUN IURAN PASTI (PPIP)
Pengurus DPLK PertaLife, Deny Kuriniawan saat menyampaikan paparan tentang pentingnya Perwira Pertamina mempersiapkan masa pensiun, salahsatunya melalui produk DPLK PertaLife yaitu Program Pensiun Iuran pasti (PPIP).
Jakarta - Serikat Pekerja Pertamina Seluruh Indonesia Jakarta (SPPSI Jakarta) mengukuhkan pengurus baru untuk periode 2024-2027 di Ballroom Grha Pertamina pada Selasa (7/1/2025). Acara ini sekaligus menjadi momen sosialisasi kepengurusan baru serta silaturahmi antara pengurus SPPSI Jakarta dengan jajaran manajemen Pertamina.
Hadir dalam acara tersebut sejumlah tokoh penting, yaitu Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia (RI), Prof. Yassierli, Komisaris Independen Pertamina, Condro Kirono, Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, serta jajaran Direksi Holding, Subholding, dan Anak Perusahaan Pertamina. Selain itu, turut hadir pula Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB), Arie Gumilar, Ketua Umum Serikat Pekerja Konstituen FSPPB, dan para pengurus serta anggota SPPSI Jakarta.
Sebagai bagian dari Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB), SPPSI Jakarta tidak hanya bertanggung jawab dalam mengurus kesejahteraan pekerja, tetapi juga berperan aktif dalam kelangsungan bisnis Pertamina untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat, bangsa, dan negara.
Acara ini juga dimeriahkan dengan sesi Talkshow Ketenagakerjaan, dengan Menteri Ketenagakerjaan RI sebagai keynote speaker. Sesi ini menghadirkan narasumber dari berbagai pihak, seperti Direktur Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Kementerian Ketenagakerjaan, Agatha Widianawati, Pengurus DPLK Perta Life Insurance, Deny Kuriniawan, serta Konsultan Hukum dan Pengajar Fakultas Hukum, Dr. Willy Farianto.
Dalam sesi tersebut, Deny Kuriniawan memaparkan pentingnya pengelolaan keuangan bagi pekerja, terutama terkait persiapan masa pensiun. Menurut Deny, masa pensiun adalah fase kehidupan yang pasti dialami setiap pekerja, dan saat itulah penghasilan tetap berakhir. Oleh karena itu, pengelolaan keuangan yang bijak sangat penting sejak dini agar masa pensiun dapat dijalani dengan tenang dan nyaman.
“Secara ideal, penghasilan pensiun harus mencapai 70%-80% dari gaji terakhir. Karyawan Pertamina harus mempersiapkan dana pensiun melalui tiga tahapan penting: Perencanaan Keuangan, Keamanan Keuangan dengan pengelolaan cash flow dan dana darurat, serta kenyamanan keuangan melalui persiapan Dana Pensiun dan Investasi. Terakhir, distribusi kekayaan melalui warisan harta kepada ahli waris,” jelas Deny Kuriniawan.
Deny juga mengingatkan agar karyawan tidak menunda untuk mulai berinvestasi, karena penundaan hanya akan menghilangkan kesempatan waktu yang tak tergantikan. Akumulasi dana investasi bagaikan bola salju, semakin besar akumulasinya, semakin besar pula hasil pengembangannya.
Dalam kesempatan ini, Deny menjelaskan produk Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP), yang memberikan tabungan pensiun bagi pekerja Pertamina melalui iuran rutin bulanan dari perusahaan dan karyawan, serta iuran sukarela tambahan. Keunggulan DPLK PertaLife dibandingkan provider lainnya adalah kemudahan akses bagi karyawan untuk memantau saldo DPLK setiap hari melalui aplikasi SiPerdana, yang dapat diunduh di perangkat mobile. Aplikasi ini juga memberikan informasi terkait biaya pengelolaan yang lebih rendah dibandingkan dengan provider DPLK lainnya.
Selain itu, DPLK PertaLife menyediakan layanan pembayaran top-up melalui Virtual Account Bank Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia (BRI), serta pengawasan investasi yang dilakukan melalui Komite Investasi Pertamina. DPLK PertaLife juga memfasilitasi proses pengalihan DPLK dari provider lain ke DPLK PertaLife.
Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan para pekerja Pertamina semakin memahami pentingnya persiapan finansial untuk masa pensiun dan memanfaatkan berbagai program yang disediakan DPLK PertaLife untuk meraih masa pensiun yang sejahtera.PLI